Sejarah Pura Besakih: Kuil Terbesar di Bali

Sejarah Pura Besakih: Kuil Terbesar di BaliGambar: rentalmobilbali.net
WANGRITAM.COM | Bali terkenal dengan wisata budaya, agama dan alamnya yang sudah dikenal di mancanegara. Pulau ini terkenal sebagai pulau dewata dengan ribuan pura yang berdiri di pulau ini. Puluhan ribu wisatawan setiap tahunnya berkunjung baik dari dalam dan luar negeri.

{tocify} $title={Daftar Isi}
Salah satu tempat wisata yang menjadi andalan oleh pihak pariwisata bali adalah Pura Besakih. Pura ini merupakan Kuil terbesar di Bali dan masih dimanfaatkan untuk tempat beribadah umat Hindu Bali setiap harinya.

Sejarah Pura Besakih

Pura besakih adalah pura yang digunakan untuk beribadah umat hindu bali. Berdasarkan catatan sejarah pura ini merupakan bangunan yang dibangun di abad ke 12 tepatnya di tahun 1284. Pembangunan ini diprakarsai oleh seorang Rsi bernama Markandeya.

Rsi Markandeya sendiri merupakan seorang resi yang sering melakukan pertapaan. Di salah satu pertapaan yang dilakukan di dataran tinggi Dieng, beliau mendapatkan bisikan gaib untuk membangun sebuah candi di ujung timur. Dulu saat Bali dan Jawa masih menyatu Rsi Markandeya harus membelah banyak hutan agar tercapai di titik yang telah ditentukan oleh bisikan gaib tersebut.

Pada pura besakih ini juga banyak terdapat peninggalan arkeologi kuno yang ditaksir sudah ada dari zaman megalitikum. Untuk itu kawasan pura ini masuk ke dalam situs cagar budaya yang dilindungi.

Lokasi Pura Besakih

Pura ini dibangun di daerah lereng gunung agung di bali. Sebuah gunung tertinggi dan dikeramatkan di Bali. Pura besakih terletak di desa besakih kecamatan karangasem yang berada lumayan tinggi jika diukur dari permukaan air laut.

Pura Besakih buka setiap hari bagi yang ingin bersembahyang di dalam pura sedangkan untuk wisatawan dibatasi kunjungannya dari jam 8 pagi hingga 6 sore.

Transportasi yang Bisa Digunakan Menuju Lokasi

Untuk mengunjungi desa besakih wisatawan bisa menggunakan bermacam-macam moda transportasi. Adapun transportasi yang bisa digunakan yaitu:

Sepeda Motor

Salah satu yang menjadi favorit para wisatawan untuk berkunjung ke lokasi wisata ini adalah menggunakan sepeda motor. Pengunjung tidak perlu membawa sepeda motor dari rumah, di bali banyak sekali penyewaan sepeda motor dengan harga yang kompetitif. Selain itu persyaratan peminjaman juga cukup mudah

Sewa mobil

Untuk yang berombongan lebih enak kalau menyewa mobil di bali. Selain jalanan sudah ditata dengan seksama, mulus dan lebar menaiki mobil juga memudahkan koordinasi antar anggota. Harga sewa mobil di bali bermacam-macam tergantung jenis mobil dan apakah memakai jasa supir untuk mengantarkan pengunjung ke kuil terbesar di Bali ini

Ojek online

Bagi masyarakat lokal Indonesia kemungkinan yang paling menjadi favorit adalah mengendarai ojek online. Wisatawan hanya perlu memasang aplikasi dan menentukan lokasi tujuan ke pura besakih. Pengemudi ojek sudah siap menjemput dan mengantarkan tanpa perlu lagi diskusi harga yang harus dibayar.

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pura Besakih

Seperti pura-pura lainnya yang ada di bali, pura besakih juga menerapkan peraturan untuk para pengunjung di lokasi wisata ini. Peraturan-peraturan yang dimaksud antara lain:

1. Pengunjung Pura Harus Bersih

Tempat peribadatan termasuk pura merupakan tempat dimana manusia berhubungan dengan tuhannya. Oleh karenanya membutuhkan kesucian hati dan pikiran agar doa yang dipanjatkan bisa mencapai pencipta semesta. Kesucian diri sendiri ini juga termasuk kriteria dari semua pengunjung yang hendak ke pura besakih.

Pengunjung terutama perempuan tidak bisa masuk kawasan pura bila sedang menstruasi. Selain itu jika ada keluarga pengunjung yang baru saja meninggal kunjungan ke pura juga dilarang. Para wisatawan yang memiliki luka berdarah juga tidak boleh memasuki wilayah pura sama sekali.

2. Berpakaian Sopan

Di Bali termasuk didalamnya pura besakih menganut kepercayaan bahwa mereka yang berkunjung ke pura harus hadir dalam keadaan bersih dan sopan. Untuk itu para pelancong yang sudah datang tapi berpakaian kurang sopan akan ditegur. Menyikapi hal tersebut para warga lokal banyak membuka persewaan dari jarik-jarik, kebaya atau sarung yang bisa digunakan oleh wisatawan.

Mereka yang datang kesini bisa mengabadikan diri memakai pakaian adat setempat berlatar pura besakih yang menawan. Selain itu bagi yang memiliki rambut panjang harus dikuncir jangan sampai terurai.

3. Menghormati Tempat Ibadah

Pura yang menjadi tempat ibadah umat hindu harus dihormati keberadaannya. Di dalam pura juga sangat dilarang untuk berkata kotor, jorok dan melakukan tindakan tidak senonoh. Para wisatawan juga diharapkan tidak melanggar aturan dengan masuk ke bagian Hutama Mandala dan Madya Mandala dalam pura besakih.

Berwisata ke Bali dengan seribu puranya adalah sebuah kemewahan yang bisa rakyat Indonesia miliki. Disini peninggalan nenek moyang masih bisa dilihat dan terawat dengan baik. Atas keberhasilan ini tidak heran banyak wisatawan hanya mengetahui Bali tanpa tahu Indonesia. Kegigihan masyarakat Bali untuk menjaga warisan budaya perlu ditiru agar nama Indonesia semakin tersohor di kancah internasional.

Sumber:
https://bobo.grid.id/amp/081819091/ingin-mengunjungi-pura-di-bali-ini-etika-yang-harus-diperhatikan?page=all
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-denpasar/baca-artikel/15235/Pura-Besakih-Mother-of-Temple.html
https://www.rentalmobilbali.net/pura-besakih/
https://disparda.baliprov.go.id/besakih-temple/2020/04/

Post a Comment

Previous Post Next Post